-->
Home » » Revolusi Industri, latar belakang dan pengertiannya

Revolusi Industri, latar belakang dan pengertiannya

Revolusi Industri, latar belakang dan pengertiannya.

LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN
Ada beberapa latar belakang terjadinya revolusi industri di Inggris, karena negara itu memiliki persyaratan yang dibutuhkan, yaitu adanya modal, tenaga kerja, teknik, sumber bahan, transportasi, dan pasaran. Untuk mengadakan industrialisasi yang intensif diperlukan modal yang banyak agar dapat mem-bangun pabrik-pabrik dan mesin-mesin, membayar pekerja, dan membeli bahan mentah. Inggris pada abad ke-18 telah memiliki cukup modal yang diperoleh dari perdagangan yang berhasil dalam abad ke-17 dan ke-18, dan dari pertanian yang menggunakan penemuan-penemuan ilmiah.

Tenaga kerja untuk industri Inggris dalam abad ke-19 berasal dari berbagai daerah. Pada waktu itu jumlah penduduk Inggris berkembang pesat. Walaupun banyak orang Inggris beremigrasi, namun jumlah penduduk dalam abad ke-19 bagian pertama dua kali lipat jumlah pada abad sebelumnya. Tenaga kerja dari Irlandia masuk ke Inggris dan yang terpenting adalah tenaga kerja yang berasal dari pedesaan yang di tempat asalnya mereka itu tidak ada lapangan kerja berupaya mencari kerja di kota-kota industri.

Inggris pada akhir abad ke-18 dan abad ke-19 awal mengalami kemajuan dalam bidang teknik, mempercepat mesin-mesin untuk kepentingan industri besar. Banyak penemuan baru diperoleh dalam industri tekstil. John Kay pada 1733 menemukan kumparan terbang, sehingga penemuan dapat dipercepat jalannya; pada 1768 Arkwreight menemukan alat pintal, yang dijalankan dengan tenaga air; pada 1779 Samuel Crompton menemukan bagan pintal, yang memungkinkan orang memintal benang kapas dengan halus; pada 1785 E. Cartwright menemukan mesin tenun; Thomas Bell menemukan cap silinder dan bahan kimia untuk pewarna. Industri tekstil di Inggris maju pesat, dengan menggunakan alat-alat baru dan dengan tenaga air dan uap. Pada 1835 terdapat hampir 106.000 mesin tenun Inggris.

Mula-mula alat-alat tersebut dibuat dari bahan kayu, kemudian diganti dengan besi. Peleburan besi yang mula-mula menggunakan arang kayu kemudian dilakukan dengan batubara. Permintaan batubara dan besi yang selalu meningkat, merangsang diadakannya modernisasi pertambangan. Dibuat pompa-pompa untuk mempermudah membangun dengan menggunakan pompa mesin uap.

Pada abad ke-19 hasil besi meningkat pesat yang digunakan untuk membuat mesin-mesin baru, jembatan, kapal. Pada 1802 Sumington menemu-kan kapal api yang diberi nama “Charlote Dundas” dan diujicoba di terusan Firth of Clyde di Scotlandia; pada 1807 Robert Fulton menemukan kapal api yang diberi nama Clermot dicoba di sungai Hudson, dan pada 1814 George Stephenson menemukan lokomotif mengakibatkan kemajuan dalam bidang transportasi.

Inggris mempunyai cukup sumber untuk keperluan industrialisasi. Tenaga air, besi, dan batubara semuanya ada di Inggris. Inggris juga mempunyai daerah cukup pemasaran hasil industrinya. Scotland telah dipersatukan berdasarkan Act of Union pada 1707, kemudian Irlandia dipersatukan dengan Inggris pada 1800, sehingga daerah pemasarannya lebih luas. Pedagang-pedagang Inggris sejak abad ke-18 telah membuka hubungan dagang di seluruh Eropa, Amerika Utara, Afrika, dan Asia Timur. Pada awal abad ke-19 barang-barang buatan Inggris tersebar ke seluruh dunia.

ARTI DAN CIRI-CIRI  REVOLUSI INDUSTRI
Pergeseran penggunaan dari kerja tangan manusia (hand work) ke penggunaan kerja mesin (mechine work) memberikan corak baru dalam revolusi industri. Demikian pula pergeseran dari sistem tradisional (domestic system), yakni pembuatan hasil-hasil produksi di dalam rumah ke sistem pabrik (factory system) memberikan keluasan, peningkatan gerak dari hasil-hasil produksi.

INDUSTRI TEXTIL
Revolusi industri bermula dalam industri tekstil. Pada abad ke-17 kapas mulai digunakan secara meluas di Inggris. Dalam industri kapas baru secara bertahap mengembangkan cara-cara menghasilkan kapas. Pada awal 1733 John Kay memperkenalkan kumparan terbang (flying shutle), suatu penemuan mempercepat penenunan kain. Kumparan terbang adalah salah satu bagian dari alat tenun. Sekitar tiga puluh lima tahun kemudian peng-gunaan kumparan terbang meluas di pabrik-pabrik.
Sekitar 1767 James Hargreaves membuat suatu alat memintal yang dapat memintal delapan benang pada suatu saat yang sama. James Hargraves menyebut pintalnya ini “mesin pintal jenny” sebagai penghormatan terhadap almarhum istrinya. Dua tahun kemudian Richard Arkwright melengkapinya dengan sebuah mesin yang ia sebut “kerangka air” (water frame), karena kekuatan air dipergunakan sebagai energi.

Penggunaan mesin pintal “Jenny” dan “kerangka air” tersebut tersebar di industri-industri rumah, tetapi kemudian dikembangkan di pabrik-pabrik. Penemuan James Hargreaves – “Jenny” dan Richard Arkwright – rangka air (water frame) disempurnakan oleh Samuel Crompton dalam bagal putaran (spinning bule).

Penemuan mesin-mesin baru dalam pabrik-pabrik memungkinkan meningkatnya hasil-hasil dalam jumlah besar benang kapas, tetapi per-kembangan dalam tenunan tidak membawa lengkap dengan perkembangan pembuatan barang. Edmind Cartwright menemukan mesin-mesin tenun baru. Pada 1785 E. Cartwright menyempurnakan kekuatan peralatan tenun. Pada mulanya para penenun ragu-ragu menggunakan alat penemuan E. Cartwrigh, tetapi kemudian alat-alat tersebut dipergunakan di pabrik-pabrik.

BATUBARA DAN BAJA MENJADI BAHAN BAKAR INDUSTRI
Sampai pada saat revolusi industri, di Inggris masih menggunakan kayu sebagai bahan bakar. Dengan penggunaan mesin-mesin baru, konsumsi kayu yang makin besar dihasilkan oleh pulau-pulau penghasil kayu menjadi menipis. Dalam waktu yang singkat pabrik-pabrik mengganti bahan bakarnya dengan penggunaan batubara. Permintaan besi dalam jumlah lebih besar dibutuhkan untuk membuat mesin-mesin baru. Pada 1856 Henry Bessemer menemukan suatu proses perubahan pemurnian besi dan membuatnya lebih keras.

Peningkatan pemurnian besi ini dikenal sebagai baja untuk membuat alat-alat lebih cermat. Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20 bahan-bahan metal seperti mangan dicampur dengan baja membuat semacam campuran lebih kuat. Cara-cara produksi secara besar-besar berkembang pesat. Seperti di Perancis, Jerman, dan Inggris pendirian pabrik-pabrik mobil berkembang, walaupun perkembangan pabrik semacam itu lebih berkembang di Amerika Serikat. Pada 1839 Charles Goodyear telah menemukan bagaimana meng-vulkanisir karet untuk menjadi lebih keras. Ban dari karet makin mantap dan populer. Karet juga dipergunakan dengan cara-cara berbagai macam di dalam industri.

Akibat perkembangan revolusi yang pesat itu, Inggris mengalami kekurangan bahan baku. Di sisi lain, dengan berdirnya pabrik-pabrik meningkatkan terjadinya over produksi. Jumlah produksi tekstil tidak dapat diserap oleh pasar dalam negeri. Oleh krn itu diperlukan daerah pemasaran baru yaitu tanah jajahan. Kebutuhan terhadap bahan baku dan bahan pemasaran bagi hasil industri itulah yang mendorong imperialisme modern.

0 komentar:

Post a Comment

Loading...
Loading...