-->
Home » » Jepang dalam Perang Pasifik

Jepang dalam Perang Pasifik

Jepang dalam Perang Pasifik
Ketika di Eropa terjadi peperangan antara Sekutu dengan Nazi Jerman, negara-negara Sekutu yang berkepentingan di Asia seperti Belanda, Inggris, dan Amerika sangat sibuk mengahadapi serbuan tentara Nazi, dan mereka kurang memperhatikan kepentingan sendiri di Asia.

Hal inilah yang ditunggu-tunggu oleh Jepang yang saat itu telah bersekutu dengan Jerman dan Italia untuk memulai perang dalam rangka menyelesaikan masalah dalam negerinya dan mewujudkan cita-citanya untuk membentuk ”Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya” dan tentu saja Jepang menjadi pemimpinnya. Untuk tujuan itulah Jepang telah memulai Perang Pasifik. Pada tanggal 8 Desember 1941 secara mendadak Jepang menyerbu dan membombardir Pearl Harbor di kepulauan Hawai yang merupakan pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat yang terbesar di Pasifik. Bebarapa jam setelah penyerbuan Pearl Harbor, Gubernur Jenderal Hindia Belanda yaitu Tjarda Van Starkenborgn Stachouwer mengumumkan perang terhadap Jepang.

Setelah pecah perang pasifik Jepang bergerak cepat untuk menguasai Asia Tenggara. Seperti yang kita ketahui Asia Tenggara adalah kawasan yang kaya akan bahan pangan dan tambang. Hal inilah yang mengundang Jepang untuk segera menguasai Indonesia yang kaya akan minyak bumi, karet, timah, dan bauksit yang diperlukan untuk industri. Apalagi minyak bumi dari Indonesia dalam jumlah besar ingin diperolehnya.

Untuk menguasai Asia Tenggara pasukan Jepang menjalankan siasat perang kilat atau yang lebih dikenal dengan”Blitzkrieg”. Selain itu untuk persiapan perang di Asia Tenggara pada tanggal 6 Nopember 1941 Markas Besar Kemaharajaan Jepang membentuk Tentara Umum Selatan (Nampo Gun) di bawah pimpinan Jenderal Terauchi Hisaichi. Untuk mempermudah ekspansinya maka dibentuklah satuan-satuan komando di bawahnya, antara lain:

1. Komando tentara ke-14 dengan Filipina sebagai wilayah operasi, dipimpin oleh Letnan Jenderal Homma Masaharu.
2. Komando tentara ke-15 dengan Muangthai dan Birma sebagai wilayah operasi, dipimpin oleh Letnan Jenderal Iida Shojiro.
3. Komando tentara ke-16 dengan Indonesia sebagai wilayah operasi, dipimpin oleh Letnan Jenderal Imamura Hitoshi.
4. Komando tentara ke-20 dengan wilayah Malaya sebagai wilayah operasi, dipimpin oleh Letnan Jenderal Yamasitha Tomoyuki.

Apakah orang Indonesia sudah mengenal bangsa Jepang? Secara pribadi orang-orang Indonesia mengenal bangsa Jepang sebagai tuan toko. Pada tahun tigapuluhan toko-toko Jepang mendapatkan simpati dikalangan rakyat Indonesia, toko-toko Jepang di Indonesia menjual barang-barang dengan harga yang murah, selain itu kualitas yang diberikan juga tidak kalah bagus dengan barang-barang Eropa. Dari barang-barang yang dijual di toko Jepang memberi kesan orang Indonesia akan kemajuan industri dan teknologi yang dimiliki bangsa Jepang.

Ketika Perang Pasifik akan meletus, banyak dari toko-toko Jepang ini menjual secara obral barang-barang dagangannya. Lantas mereka kembali ke negaranya karena kondisi politik pada saat itu yang tidak kondusif. Jepang hanya meninggalkan spionase untuk memantau perkembangan di Indonesia pra ekspansi ke Asia Tenggara.

0 komentar:

Post a Comment

Loading...
Loading...