Pembangkit
Listrik TENAGA Air dan BIOGAS
Pembangkit
Listrik TENAGA Air
Pembangkit
listrik tenaga air skala kecil yang sering diistilahkan dengan mikrohidro
(sampai 1.000 Watt) dan mikohidro (kurang dari 5.000 Watt) cocok dikembangkan
di daerah terpencil yang belum tersentuh energi listrik atau di daerah yang
masih membutuhkan/kurang pasokan listrik. Pembangkit listrik sampai mencapai
1.000 kilowatt sering diistilahkan dengan minihidro. Arus air menggerakkan sudu
- sudu turbin yang dihubungkan dengan poros sebuah generator. Di dalam
generator terdapat magnet yang dikelilingi gulungan kawat. Jika digerakkan oleh
turbin medan magnet itu akan dapat membangkitkan listrik, yang dapat disalurkan
melalui kabel.
Debit
aliran air sepanjang tahun harus tetap dijaga jika dikembangkan pembangkit
listrik mikrohidro/pikohidro. Untuk itu, dibutuhkan kepedulian bersama menjaga kelestarian
hutan dan memperbaiki lingkungan alam, agar tetap bisa memberikan suplai air
dalam rentang waktu yang panjang.
Kita harus
menahan diri untuk kepentingankepentingan yang mengganggu kelestarian
lingkungan agar tetap terjaga ekosistem yang ada. Tanaman dan hewan bisa hidup
berdampingan dan bersama-sama dapat saling menguntungkan dan menyejahterakan masyarakat
setempat.
Pembangkit
Listrik Energi Biogas
Biogas
dihasilkan dari proses fermentasi bahanbahan organik oleh bakteri anaerob,
yaitu bakteri yang dapat hidup dalam kondisi kedap udara. Biogas adalah gas
yang mudah terbakar. Proses pencernaan yang dilakukan oleh bakteri methanogen
menghasilkan gas methane (CH4). Bakteri methanogen bekerja dalam kondisi lingkungan
yang kedap udara dan secara natural hidup dalam limbah yang mengandung bahan
organik, seperti kotoran manusia, binatang, dan sampah organik rumah tangga.Bahan
organik pada umumnya dapat diproses untuk
menghasilkan biogas.
Energi
biogas sederhana dapat
dihasilkan hanya dari bahan organik yang homogeny seperti kotoran, air kencing
hewan ternak. Kelangsungan hidup bakteri methanogen dalam reaktor sangat
menentukan dalam keberhasilan proses pencernaan seperti temperatur, keasaman,
dan jumlah material yang akan dicerna. Adapun tahapan pencernaan yang dimaksud
adalah seperti berikut.
1) Hidrolisis,
molekul organik diuraikan menjadi bentuk karbohidrat, asam amino, asam lemak.
2) Proses
penguraian untuk menghasilkan amonia, karbon dioksida, dan hidrogen sulfida (acidogenesis)
3) Proses
penguraian acidogenesis guna menghasilkan hidrogen, karbon dioksida, dan
asetat (asetogenesis)
4) Methanogenesis,
merupakan tahapan selanjutnya yang dapat menghasilkan gas methane (CH4),
dan produk lain berupa karbon dioksida, air, dan sejumlah senyawa gas lainnya.
0 komentar:
Post a Comment