Metabolisme Protein
Emil Fisher merupakan orang pertama yang berhasil menyusun
molekul protein dengan cara merangkaikan 15 molekul glisin dengan 3 molekul
leusin sehingga diperoleh suatu polipeptida.
Molekul protein terdiri atas kesatuan-kesatuan kecil yang
disebut asam amino. Asam amino yang satu dengan yang lainnya dihubungkan dengan
suatu ikatan yang disebut ikatan peptida.
Ikatan peptida ini akan terwujud apabila gugusan karboksil dari
asam amino yang satu bergabung dengan gugusan amino dari asam amino yang lain.
Di dalam penggabungan molekul asam amino itu, akan terlepas satu molekul air.
Hal tersebut dapat dilihat
dalam reaksi berikut.
Rangkaian tersebut dapat diperpanjang ke kiri atau ke kanan
menurut kehendak kita. Jika diperpanjang ke kanan harus menyambungkan gugusan
NH2, sedangkan jika ke kiri harus
menyambungkan gugusan COOH. Dengan demikian, akan diperoleh
molekul protein yang berat molekulnya. Penggabungan molekul-molekul asam amino
itu dipengaruhi oleh kegiatan fosforilasi. Penyusunan protein yang merupakan
bagian dari protoplasma
berbentuk suatu rantai panjang, sedangkan molekul protein-
protein yang lain mirip bola. Hal itu disebabkan oleh banyaknya lekukan pada
rantai tersebut.
Pembongkaran protein menjadi asam amino memerlukan bantuan dari
enzim-enzim protease dan air untuk mengadakan proses hidrolisis pada
ikatan-ikatan peptida. Hidrolisis ini juga
dapat terjadi, jika protein dipanasi, diberi basa, atau diberi
asam. Dengan cara demikian, kita dapat mengenal macam-macam asam amino yang
tersusun di dalam suatu protein. Namun, kita tidak dapat mengetahui urut-urutan
susunannya ketika masih berbentuk molekul protein yang utuh. Di samping itu,
asam amino dapat dikelompokkan menjadi asam amino esensial dan asam amino
nonesensial.
Asam amino esensial atau asam amino utama adalah asam amino yang
sangat diperlukan oleh tubuh dan harus didatangkan dari luar tubuh manusia
karena sel-sel tubuh manusia tidak dapat mensintesis sendiri. Asam amino
esensial hanya dapat disintesis oleh sel-sel tumbuhan. Contoh asam amino
esensial, yaitu leusin, lisin, histidin, arginin, valin, treonin, fenilalanin,
triptofan, isoleusin, dan metionin.
Asam amino nonesensial adalah asam amino yang dapat disintesis
sendiri oleh tubuh manusia. Contohnya: tirosin, glisin, alanin, dan prolin.
Fungsi protein bagi tubuh sebagai berikut.
1. Membangun sel-sel yang rusak.
2. Sumber energi.
3. Pengatur asam basa darah.
4. Keseimbangan cairan tubuh.
5. Pembentuk antibodi.
Konsentrasi normal asam amino dalam darah berkisar antara 35–65
mg. Asam amino merupakan asam yang relatif kuat, sehingga di dalam darah dalam
keadaan terionisasi. Konsentrasi beberapa asam amino dalam darah diatur dalam
batas tertentu oleh sintesis selektif pada bagian sel dan ekskresi selektif
oleh ginjal. Hasil akhir pencernaan protein dalam saluran pencernaan hampir
seluruhnya asam amino dan hanya kadang-kadang polipeptida atau molekul protein
diabsorpsi. Setelah itu asam amino dalam darah meningkat, tetapi kenaikannya
hanya beberapa mg. Hal itu dikarenakan sebagai berikut.
1. Pencernaan dan absorpsi protein biasanya berlangsung lebih
dari 2–3 jam, sehingga hanya sejumlah kecil asam amino
diabsorpsi pada saat itu.
2. Setelah masuk ke dalam darah, asam amino yang berlebihan
diabsorpsi dalam waktu 5–10 menit oleh sel di seluruh tubuh.
Oleh karena itu, hampir tidak pernah ada asam amino yang
konsentrasinya tinggi dalam darah. Namun, turn over rate asam amino demikian cepat
sehingga banyak protein (dalam gram) dapat dibawa dari satu bagian tubuh ke
bagian lain dalam bentuk asam amino setiap jamnya.
Pada hakikatnya semua molekul asam amino terlalu besar untuk
berdifusi melalui pori membran sel. Mungkin sejumlah kecil dapat larut dalam
matriks sel dan berdifusi ke dalam sel dengan cara lain. Namun, sejumlah besar asam
amino dapat ditranspor melalui membran hanya oleh transpor aktif yang
menggunakan mekanisme karier.
Salah satu fungsi transpor karier asam amino adalah untuk
mencegah kehilangan asam amino dalam urine. Semua asam amino dapat ditranspor
secara aktif melalui epithel tubulus
proximalis yang mengeluarkan asam amino
dari filtrat glomerulus dan mengembalikannya ke darah. Namun, pada tubulus ginjal
terdapat batas kecepatan di mana setiap jenis asam amino dapat
ditranspor. Berdasarkan alasan ini, apabila sejenis konsentrasi
asam amino meningkat terlalu tinggi dalam plasma dan filtrate glomerulus, maka kelebihan yang dapat direabsorpsi secara aktif hilang dan
masuk ke dalam urine.
Pada orang normal, kehilangan asam amino dalam urine setiap hari
tidak berarti. Jadi, hakikatnya semua asam amino yang diabsorpsi dari saluran
pencernaan digunakan oleh sel. Segera setelah asam amino masuk ke dalam sel, di
bawah pengaruh
enzim-enzim intrasel akan
dikonjugasi menjadi protein sel.
Oleh karena itu, konsentrasi asam amino di dalam sel selalu
rendah. Penyimpanan asam amino dalam jumlah besar terjadi di dalam sel dalam
bentuk protein. Akan tetapi, banyak protein intrasel dapat dengan mudah
dipecahkan kembali menjadi asam amino di bawah pengaruh enzim-enzim pencernaan
lisosom intrasel. Asam amino ini selanjutnya dapat ditranspor kembali ke luar
sel masuk ke dalam darah. Beberapa jaringan tubuh, seperti
hati, ginjal, dan mukosa usus berperan untuk menyimpan protein
dalam jumlah yang besar.
0 komentar:
Post a Comment