Peran Manusia Dalam Menjaga Keseimbang Lingkungan.
Satu hal yang tak dapat dilepaskan dari ekosistem adalah jumlah populasi manusia yang kian meningkat dari waktu ke waktu akan dapat berakibat menurunkan nilai ekosistem kita. Pemanfaatan berbagai sumber daya alam secara tak terkendali dapat membawa ekosistem secara keseluruhan menjadi tidak seimbang. Oleh sebab itu pengendalian jumlah populasi manusia perlu diatur sedemikian rupa agar tak melampaui kemampuan alam untuk mendukungnya. Di sini keanekaragaman hayati perlu menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam memperbaiki kehidupan di muka bumi.
Hukum alam menyebutkan bahwa siapa yang kuat, dialah yang akan menang. Dari segi jumlah individu dan spesies, maka spesies yang memiliki lebih banyak keturunan lebih kuat dari pada spesies yang sedikit keturunannya. Spesies yang memiliki keturunan ’jarang’ akan memiliki peluang yang kecil untuk dapat mengalahkan saingannya. Persaingan antar spesies akan muncul manakala kedua populasi atau makhluk itu memperebutkan kebutuhan yang sama. Kebutuhan yang dimaksudkan di sini antara lain berupa kebutuhan makanan, tempat hidup, perlindungan akan keselamatan diri dan kelompoknya atau pengaruh iklim/cuaca, pengaruh radiasi matahari dan sebagainya.
Komponen ekosistem yang berupa energi ini amat penting dalam memelihara kelangsungan hidup komponen yang ada dalam ekosistem tersebut. Dalam kajian ekosistem, komponen ekosistem alam berlaku hukum alam juga. Hukum-hukum yang berkaitan dengan energi bagi makhluk hidup di antaranya adalah hukum termodinamika pertama, hukum termodinamika kedua.
Hukum termodinamika pertama menyatakan bahwa energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain, energi bersifat lestari, tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan. Cahaya matahari, misalnya dapat diubah ke dalam bentuk energi lain yang bergantung pada proses-proses yang terjadi. Misalnya energi matahari diubah menjadi energi panas, energi matahari diubah menjadi energi kimia yang menghasilkan energi potensial dalam makanan dan energi matahari diubah menjadi energi listrik bagi penerangan yang dapat digunakan manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Hukum termodinamika kedua menyatakan bahwa setiap sistem akan selalu cenderung berubah dari keadaan yang teratur menjadi keadaan yang tak teratur. Hal ini berarti setiap energi yang memasuki jasad hidup, populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau energi yang dapat dilepaskan. Dalam keadaan demikian ini maka kehidupan makhluk dapat dianggap sebagai pengubah energi. Oleh karena makhluk hidup tersebut beraneka ragam, maka akan dijumpai beragam strategi untuk mentransformasikan energi sebagai perwujudan dari hukum termodinamika I.
Dalam sejarah kehidupan, manusia sebagai makhluk yang pertama kali bersedia menerima amanah dari Tuhan untuk mengelola alam semestaini. Manusia selalu berusaha untuk dapat menguasai alam semesta. Di sinimanusia adalah makhluk yang paling berhak mengatur, menata, dan memanfaatkan lingkungan sesuai dengan kebutuhannya, sedang makhluk lainnya seringkali tidak diberi kesempatan mengatur alam semesta ini. Berkat kemampuan dalam hal berpikir, bernalar manusia dapat mengatur, memanfatkan sumber daya alam hayati maupun non hayati untuk kebutuhan hidup dan kehidupannya. Cara memanfaatkan sumber daya alam ini dilakukan lewat berbagai cara yang kesemuanya itu ditujukan untuk kemakmuran hidup, kesejahteraan dan kelangsungan hidup manusia beserta anak turunnya. Manusia dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam lewat kemampuan intelektualnya, di samping ada kemanfaatannya bagi makhluk hidup tetapi juga ada sisi negatif yang muncul. Efek yang selalu mengiringinya adalah rusaknya sumber daya alam dan bahkan seringkali juga memusnahkan sumber daya alam flora maupun fauna serta manusia itu sendiri.
Dalam penciptaan makhluk, Tuhan Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluklainnya. Manusia dilengkapi dengan akal pikiran dan hati untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya, sedangkan makhluk lainnya tidak dilengkapi akal pikiran. Manusia mampu memikirkan masa depan anak keturunannya, oleh sebab itu manusia dapat membuat perencanaan yang lebih baik untuk mempertahankan kehadirannya di muka bumi ini.
Pengertian Ekosistem
Ekosistem merupakan hubungan saling ketergantungan atau timbale balik antar mahluk dengan lingkungan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ilmu yang mempelajari disebut ekologi.
Berdasarkan sifatnya dalam ekosistem, organisme dalam suatu ekositem terbagi dua. Yaitu Organisme autotof dan heterotrof.
Ekosistem terdiri atas komponen abiotik dan komponen biotik
Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar makhluk hidup yang berupa benda-benda mati, contoh udara, air, tanah, dan cahaya matahari.
Komponen biotik adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar mahkluk hidup. Komponen biotik dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu produsen, konsumen, dan pengurai.
Dalam ekosistem, terjadi saling ketergantungan antara komponen biotik dengan komponen abiotik maupun antarkomponen biotik.
Jumlah individu di dalam ekosistem tidak tetap, tetapi akan selalu mengalami perubahan. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah emigrasi (individu yang pergi atau pindah ketempat lain), imigrasi (individu yang datang dari daerah lain), mortalitas (Jumlah Individu mati), dan natalitas (jumlah individu lahir)
Di dalam suatu ekosistem, antara komponen biotik terjadi hubungan saling ketergantungan yang ditandai oleh peristiwa makan dan dimakan membentuk rantai makanan dan jarring-jaring makanan. Jumlah makhluk hidup dalam setiap tngkat trofik dalam rantai makanan harus terjaga. Bila ada makhluk yang punah, akan menyebabkan ketidak seimbangan ekositem
Untuk mencegah kerusakan lingkungan serta menjaga lingkungan tetap seimbang, manusia perlu melakukan pengelolaan lingkungan yang didasarkan prisnsip ekologi, yaitu dengan menjaga komponen-komponen di dalamnya tetap seimbang.
Usaha perlindungan komponen abiotik ialah dengan melakukan perlindungan tanah, air, dan udara. Beberapa usaha perlindungan tanah ialah rotasi tanaman, pemupukan yang seimbang, serta pencegahan erosi dan banjir, yaitu dengan melakukan reboisasi di lahan-lahan kritis, melakukan tebang pilih, dan membuat sumur serapan di perkotaan.
0 komentar:
Post a Comment