Sejarah dan
Perkembangan Teater Dunia
1.
Teater Yunani Kuno
Di zaman Yunani kuno, sekitar
tahun 534 SM, terdapat tiga bentuk drama; tragedi (drama yang menggambarkan
kejatuhan sang pahlawan, dikarenakan oleh nasib dan kehendak dewa, sehingga
menimbulkan belas dan ngeri), komedi (drama yang mengejek atau menyindir
orang-orang yang berkuasa, tentang kesombongan dan kebodohan mereka), dan satyr
(drama yang menggambarkan tindakan tragedi dan mengolok-olok nasib karakter
tragedi).
Tokoh drama tragedi yang sangat
terkenal adalah; Aeschylus (525 – 456 SM), Sophocles (496 – 406 SM),dan
Euripides (480 – 406 SM). Dan tokoh drama komedi bernama; Aristophanes (446
– 386 SM). Beberapa dari karya
mereka masih tersimpan hingga sekarang. Dan sudah diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia. Di antaranya; Prometheus Bound (Belenggu Prometheus) karya
Aeschylus, Oedipus Rex, Oedipus Di Colonus, dan Antigone,
karya
Sophocles. Terjemahan Rendra, Hippolytus
karya Euripides dan Lysistrata, karya Aristophanes. Terjemahan
Rendra. Drama-drama ini dibahas oleh Aristoteles dalam karyanya yang berjudul Poetic.
2.
Teater Zaman Renaisance Di Ingggris (th. 1500 M –
th. 1700 M)
Kejayaan teater di zaman Yunani
kuno lahir kembali di zaman Renaissance. Di Inggris muncul dramawan-dramawan
besar. Dan yang paling terkenal hingga sekarang adalah Williams Shakespeare
(1564 – 1616). Beberapa karyanya diterjemahkan oleh Trisno Sumardjo, di
antaranya; Romeo & Juliet, Hamlet, Machbeth, Prahara,
dll.
3.
Teater Zaman Renaisance Di Perancins (th. 1500 M –
th. 1700 M)
Bangsa Perancis juga mengambil hikmah
dari kejayaan teater Yunani kuno. Mereka menamakannya sebagai “neo klasik”.
Artinya klasik baru. Di mana mereka telah memberi jiwa baru kepada gaya klasik
Yunani kuno. Yaitu gaya yang lebih halus, anggun dan mewah. Di zaman itu
muncullah Moliere (1622 M – 1673 M). Sebagaimana Williams Shakespeare,
Moliere juga mengarang dan mementaskan karya-karyanya sendiri, sekaligus
menjadi pemeran utamanya. Beberapa karyanya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia, di antaranya: Si Bakhil, Dokter Gadungan, Akal
Bulus Scapin, dll.
4.
Commedia Del ‘Arte Di Italia
Adalah bentuk teater rakyat
Italia abad ke enambelas, yang berkembang di luar lingkungan istana. Drama ini
dipertunjukkan di lapangan kota dalam panggung-panggung yang sederhana.
Berdasarkan pada naskah yang berisi garis besar plot saja. Pelaku-pelakunya
mengenakan topeng. Percakapan berlangsung spontan dan tanpa persiapan,
diselingi nyanyian dan tarian yang
bersifat menyindir. Teater rakyat
tersebut member jalan ke arah timbulnya peran-peran pantomime tradisional
(seperti Haelequin, Columbine). Ikut sertanya pemain-pemain wanita membuat
Commedia Del ‘arte terkesan lebih luwes.
0 komentar:
Post a Comment