Profil Negara
Jepang
Jepang adalah suatu kerajaan yang dikepalai oleh seorang
Tenno (Kaisar). Kondisi geografis Jepang terdiri atas pulau utama Honsyu, dan
disekitarnya terdapat tiga buah pulau, yaitu: pulau Kyushu, pulau Shikoku
disebelah selatan, dan pulau Hokkaido disebelah utara. Sistem pemerintahan
Jepang sebelum tahun 1853 adalah pemerintahan Bakufu, di mana kekuasaan
tertinggi terletak pada seorang Shogun yang dapat menentukan segala-galanya.
Karena takut akan Imperialisme bangsa Asing Pemerintahan Bakufu ini berpegang
teguh pada politik Isolasi.
Ketertutupan Jepang terhadap bangsa asing luluh
juga ketika pada tahun 1853 kapal perang Commodore Perry memaksa Pemerintahan
Shogun untuk diperbolehkan berlabuh untuk menyampaikan amanat dari presiden
Amerika. Melihat kekuatan armada Perry lebih unggul dalam segi persenjataan
secara otomatis pemerintahan Shogun harus menandatangani sebuah perjanjian.
Pada tahun 1854 melalui perjanjian Shimoda Jepang mulai terbuka lebar untuk
bangsa asing dan berakhirlah politik isolasi. Dengan dibukanya sebagian
pelabuhan Jepang untuk bangsa asing, membuka mata bangsa Jepang bahwa dirinya
dapat ditekan oleh kekuatan asing karena kelemahan dari segi militer dan
ekonomi. Sebagian dari rakyat Jepang tidak menyetujui kebijakan pemerintahan
Bakufu yang membuka pelabuhan untuk bangsa asing. Hal ini menimbulkan kekacauan
di dalam pemerintahan Bakufu.
Pergolakan-pergolakan menentang pemerintahan Shogun
berawal dari ketidaksetujuan sebagian rakyat Jepang dengan dibukanya Jepang
terhadap bangsa Asing. Arti penting yang bisa diambil dari pernyataan ini
adalah dengan masuknya intervensi bangsa asing, Jepang menjadi sadar bahwa
dirinya sangat tertinggal jauh dari bangsa barat sehingga dengan mudah dapat
ditekan.
Pembukaan pelabuhan Jepang terhadap bangsa asing
memperlihatkan kelemahan dari pemerintahan Shogun. Salah satu akibat dari
dibukanya Jepang terhadap bangsa asing adalah terjadinya Meizi-Restorasi
(Pengembalian kekuasaan Tenno kepada Meizi Tenno) pada tanggal 6 April 1864.
Pemerintahan Tenno ini dipimpin oleh Kaisar Mutzuhito yang lebih dikenal dengan
nama Kaisar Meizi.
Pada masa Meizi Tenno banyak sekali
perubahan yang terjadi di mana sistem perekonomian Feodal yang selama ini dipakai tergantikan oleh sistem
perekonomian Kapitalis. Jepang timbul menjadi negara yang besar diikuti oleh
modernisasi disegala bidang. Setelah terjadi moderenisasi dan industrialisasi
Jepang menjadi negara pengekspor menyaingi negara-negara Eropa yang berada di
Asia. Perkembangan yang pesat disegala bidang ini tidak terlepas dari
sifat-sifat bangsa Jepang yang haus akan Ilmu Pengetahuan serta semangat
Bushido yang kuat dan kepandaian bangsa Jepang dalam meniru kelebihan-kelebihan
bangsa asing.
Dampak negatif dari kemajuan Jepang yang pesat mengakibatkan
berlipat-gandanya jumlah penduduk, pada tahun 1868: 32 juta, pada tahun 1900
meningkat menjadi 40 juta, pada tahun 1940 meningkat menjadi 73 juta dan pada
tahun 1950 menjadi 84 juta (Soebantardjo, 1961). Bahkan sebagai akibat dari
kemajuan yang pesat di Jepang, ditempuhlah strategi ekspansi mencari bahan
mentah dan daerah pemasaran baru.
Dengan berpegang pada filsafat Hakko-Ichiu
(Dunia sebagai satu keluarga) yang terdapat pada agama Shinto, Jepang mulai
menjadi negara Imperalis dengan melebarkan kekuasaannya ke daerah-daerah
sebelah selatan, yaitu Asia Timur dan Asia Tenggara. Langkah-langkah awal yang
ditempuh dalam upaya mem-bentuk kemakmuran bersama dikawasan Asia Timur Raya
ini adalah menguasai Korea, Mantsuria, Tiongkok, kemudian seluruh Asia di bawah
kepemimpinan Jepang.
0 komentar:
Post a Comment