Wirausaha
Dalam Bidang Kerajinan
1.
Kebutuhan Pasar Produk Kerajinan
Indonesia
sangat kaya baik dari kekayaan alam maupun budayanya. Komoditas produk negara
Indonesia banyak dikenal di mancanegara. Misalnya, furnitur dan kerajinan. Ada
banyak pengusaha asal Indonesia yang menggantungkan hidupnya dari usaha
furnitur dan kerajinan tersebut, baik yang sifatnya lokal maupun yang sudah go
internasional. Apalagi di daerah sekitar lokasi pariwisata sudah bisa dipastikan
banyak warga Indonesia yang berjualan produk kerajinan. Indonesia memiliki
banyak tempat wisata dan menjadi prospek bisnis kerajinan yang sangat baik.
Produk
kerajinan sangat banyak manfaatnya. Ada yang digunakan untuk keperluan rumah
tangga. Ada juga yang hanya sekadar untuk hiasan. Bahkan, terkadang menjadi cindera
mata hingga menjadi barang yang memiliki prestise yang tinggi bagi pemiliknya.
2.
Menganalisis Peluang Usaha Produk Kerajinan
Menganalisis
peluang usaha pada produk kerajinan dimaksudkan untuk menemukan peluang dan
potensi usaha produk kerajinan yang dapat dimanfaatkan, serta untuk mengetahui besarnya
potensi usaha yang tersedia dan berapa lama usaha dapat bertahan. Ancaman dan
peluang selalu menyertai suatu usaha sehingga penting untuk melihat dan memantau
perubahan lingkungan dan kemampuan adaptasi dari suatu usaha agar dapat tumbuh
dan bertahan dalam persaingan.
Pemetaan
potensi usaha produk kerajinan dapat didasarkan pada ciri khas kerajinan dari
setiap daerah. Pemetaan potensi menjadi sangat penting untuk mendorong
pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah. Terdapat beberapa cara atau metode
dalam melakukan pemetaan potensi usaha produk kerajinan, baik secara kuantitaif
maupun kualitatif. Analisis SWOT adalah suatu kajian terhadap lingkungan internal
dan eksternal perusahaan. Analisis SWOT pada usaha produk kerajinan didasarkan
pada asumsi bahwa strategi yang efektif adalah dengan memaksimalkan kekuatan (strengths)
dan peluang (opportunities), serta meminimalkan kelemahan (weaknesses)
dan ancaman (threats).
Analisis
ini didahului oleh proses identifikasi faktor eksternal dan internal. Untuk menentukan
strategi yang terbaik, dilakukan pembobotan terhadap tiap unsur SWOT
berdasarkan tingkat kepentingan. Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui
langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengembangan usaha produk kerajinan
sebagai alat penyusun strategi. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan dan peluang tetapi secara bersamaan dapat menimbulkan kelemahan
dan ancaman.
Analisis
SWOT dapat menentukan strategi pengembangan usaha produk kerajinan dalam jangka
panjang sehingga arah tujuan dapat dicapai dengan jelas dan dapat dilakukan
pengambilan keputusan secara cepat. Analisis SWOT dilakukan dengan mewawancarai
pengusaha kerajinan dengan menggunakan kuisioner. Hal-hal yang perlu
diwawancarai seperti aspek sosial, ekonomi, dan teknik produksi kerajinan untuk
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang memengaruhi keberhasilan
usaha produk kerajinan.
Secara
rinci ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam menganalisis peluang
usaha produk kerajinan, yaitu sebagai berikut
a. Penetapan Kelayakan Usaha Produk
Kerajinan
Menemukan
jawaban tentang apakah peluang usaha produk kerajinan dapat dijual, berapa
biaya yang dikeluarkan serta mampukah produk kerajinan tersebut menghasilkan
laba. Pada tahap analisis kelayakan usaha produk kerajinan ini ada beberapa
langkah yang harus dilakukan yaitu sebagai berikut.
1)
Analisis Kelayakan Teknis
Sebelum
peluang usaha baru diimplementasikan, dilihat dari aspek teknis perlu dilakukan
analisis. Dalam melaksanakan analisis kelayakan teknis, perlu diperhatikan
berbagai macam teknis pembuatan karya kerajinan seperti yang telah kamu
pelajari pada materi terdahulu.
2)
Analisis Peluang Pasar
Seorang
wirausahawan yang akan membuka usaha baru selalu membutuhkan informasi tentang pasar
karena tujuan dari pemasaran adalah untuk memenuhi permintaan pelanggan. Oleh
karena itu, diperlukan riset pasar untuk menemukan pasar yang menguntungkan,
memilih produk kerajinan yang dapat dijual, menerapkan teknik pemasaran yang
baik dan merencanakan sasaran pelanggan. Tujuan riset pasar adalah mengumpulkan
informasi untuk pengambilan keputusan tentang usaha kerajinan yang akan dibuka.
3)
Menentukan Jumlah Pembelian Potensial dalam Tiap-Tiap Segmen Pasar
Langkah
ketiga ini terkait dengan perkiraan konsumen potensial dari produk kerajinan
baru oleh tiap-tiap segmen pasar pada periode sekarang dan yang akan datang.
Salah satu cara untuk mendapatkan informasi ini adalah dengan memilih agen
untuk menguji pasar.
4)
Sumber Informasi Pasar
Adalah
informasi untuk mengevaluasi peluang pasar masa sekarang dan yang akan datang
dari usaha produk kerajinan. Dua pendekatan untuk memperoleh data tentang
informasi tersebut adalah mengadakan penelitian secara spesifik yang dirancang
untuk mengumpulkan informasi yang dinamakan dengan data primer, dan menemukan
data-data relevan yang berasal dari lembaga seperti biro pusat stastistik, kantor
dinas pariwisata dan perindustrian, maupun biro penelitian yang disebut dengan
data sekunder.
5)
Uji Coba Pasar
Uji
coba pasar cenderung menjadi teknik riset yang utama untuk mengurangi risiko
yang ada pada usaha produk kerajinan baru dan menilai keberhasilannya. Metode
yang digunakan dalam uji coba pasar adalah pameran perdagangan, menjual pada
sejumlah konsumen terbatas, dan menggunakan uji coba pasar di mana penerimaan
calon pembeli bisa diamati dan dianalisis lebih dekat. Uji coba pasar juga
memberikan kemungkinan paluang dalam pemasaran, distribusi, dan pelayanan.
6)
Studi Kelayakan Pasar
Walaupun
studi kelayakan pasar bagi usaha baru cenderung memakan waktu yang banyak dan
merupakan
tugas yang rumit, tetapi wirausaha baru perlu untuk melakukannya. Studi
kelayakan pasar akan dapat mengurangi risiko kerugian dan kegagalan usaha
produk kerajinan.
b. Analisis Kelayakan Finansial
Analisis
kelayakan finansial adalah landasan untuk menentukan sumber daya finansial yang
diperlukan untuk tingkat kegiatan tertentu dan laba yang bisa diharapkan. Kebutuhan
finansial dan pengembalian (return) bisa sangat berbeda bergantung pada
pemilihan alternatif yang ada bagi usaha baru.
Ada
dua langkah dasar untuk pemilihan alternatif dalam analisis kelayakan
finansial, yaitu sebagai berikut.
1)
Penentuan kebutuhan finansial total dengan dana yang diperlukan untuk
operasional
Kebutuhan
finansial hendaknya diproyeksikan tiap bulan atau bahkan mingguan
sekurang-kurangnya untuk operasi tahun pertama dari usaha produk kerajinan
baru. Selanjutnya, diperlukan juga proyeksi kebutuhan keuangan untuk tiga
sampai lima tahun yang akan datang.
2)
Penentuan sumber daya finansial yang tersedia
Langkah
kedua dalam analisis kelayakan finansial ini adalah proyeksi sumber daya
finansial yang tersedia dan dana-dana yang akan dihasilkan dalam operasi perusahaan.
Dalam menentukan sumber daya finansial potensial yang tersedia, harus dibedakan
sumber
finansial jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.
c. Analisis Persaingan
Semua
usaha produk kerajinan akan menghadapi persaingan baik persaingan langsung,
yaitu dari produk kerajinan yang sejenis maupun persaingan produk perusahaan
kerajinan lain pada pasar yang sama. Analisis persaingan ini sangat penting
untuk pengembangan dan keberlanjutan usaha produk kerajinan.
Peluang
Usaha Produk Kerajinan
Ada
banyak cara bagi wirausaha kerajinan untuk mengembangkan ide peluang usahanya,
di antaranya adalah memberikan kebebasan dan dorongan kreativitas kepada para
perajin atau karyawannya. Pengembangan ide harus dilakukan secara terus -
menerus agar wirausahawan dapat memenangkan persaingan.
Beberapa
macam ide yang perlu dikembangkan, antara lain sebagai berikut.
a.
Ide dalam pembuatan produk kerajinan yang diminati konsumen.
b.
Ide dalam pembuatan produk kerajinan yang dapat memenangkan persaingan.
c.
Ide dalam pembuatan dan pendayagunaan sumber-sumber produk kerajinan.
d.
Ide yang dapat mencegah kebosanan konsumen di dalam penggunaan produk
kerajinan.
e.
Ide dalam pembuatan desain, model, corak, dan warna produk kerajinan yang
disenangi konsumen.
Setelah
mengidentifikasi peluang usaha, seorang wirausaha kerajinan memilih jenis usaha
produk kerajinan. Proses pemilihan ini melalui tahapan analisis yang cermat.
Untuk itu diperlukan pertimbangan yang matang. Tahap ini biasanya disebut
evaluasi dengan kriteria yang telah dikembangkan sesuai kebutuhan.
Faktor-faktor
yang menjadi dasar pertimbangan evaluasi adalah sebagai berikut.
a.
Faktor keuntungan
Jika
setelah diperhitungkan ternyata tidak member keuntungan memadai, sebaiknya
pilihan bersangkutan dibatalkan.
b.
Faktor penguasaan teknis
Cara
pembuatan produk kerajinan perlu dikuasai atau dipelajari dengan baik oleh para
karyawan/perajin.
c.
Faktor pemasaran
Harus
diteliti kemungkinan pemasaran dan prospek pemasarannya di waktu mendatang.
d.
Faktor bahan baku
Bahan
baku merupakan faktor penting yang ikut menentukan tingkat harga pokok dan
kelancaran proses produk usaha kerajinan.
e.
Faktor tenaga kerja
Hal
yang perlu dipertimbangkan adalah tersedianya tenaga kerja yang murah dan
kemungkinan untuk memenuhinya, baik jumlah, keahlian, maupun jasa.
f.
Faktor modal
Perlu
dipertimbangkan kesesuaian antara modal yang disediakan dan kebutuhan jenis
usaha kerajinan yang dibutuhkan.
g.
Faktor risiko
Tingkat
risiko yang akan ditanggung perlu dipertimbangkan dengan besarnya keuntungan
yang akan diperoleh.
h.
Faktor persaingan
Perlu
dipelajari situasi yang akan terjadi dan disesuaikan dengan kemampuan
menghadapinya dalam hal modal maupun pemasarannya.
i.
Faktor fasilitas dan kemudahan
Fasilitas
yang dibutuhkan untuk operasi usaha kerajinan dan kemudahan penyediaannya
menjadi pertimbangan, kemudahan yang mungkin dapat diperoleh dari pemerintah seperti
pajak.
j.
Faktor manajemen
Pertimbangan
penting lainnya adalah produk pengelolaannya yang paling sesuai dan bagaimana
kemampuan pengusaha untuk mengelolanya. Hal ini sering diabaikan dalam mendirikan
perusahaan kecil. Faktor lain yang perlu menjadi pertimbangan adalah peraturan
pemerintah, perizinan, pertimbangan etis, lingkungan, dan sebagainya.
Jika
wirausaha sudah menetapkan jenis usaha kerajinan sesuai dengan yang diinginkan
dan sudah melalui berbagai macam pertimbangan, tugas yang perlu diperhatikan
seorang wirausaha adalah mempertimbangkan hal-hal berikut.
a.
Jenis usaha kerajinan yang sesuai dengan hasrat dan minat.
b.
Jenis usaha kerajinan yang benar-benar akan membawa suatu keuntungan.
c.
Jenis usaha kerajinan yang mudah mengurus dan mengerjakannya.
d.
Jenis usaha kerajinan yang mudah memeliharanya.
e.
Jenis usaha kerajinan yang produknya disenangi dan dibutuhkan konsumen.
f.
Jenis usaha kerajinan yang bahan bakunya mudah didapat.
g.
Jenis usaha kerajinan yang mendapat dukungan serta perlindungan pemerintah.
4.
Menciptakan Peluang Usaha Produk Kerajinan
a.
Ide Usaha
Faktor-faktor
yang dapat memunculkan ide usaha produk kerajinan adalah sebagai berikut.
1)
Faktor internal
Faktor
internal menjadi alat untuk menciptakan sebuah inspirasi atas objek yang
dihadapi dengan kemampuan kreativitasnya. Faktor internal ialah faktor yang
berasal dari dalam diri seseorang sebagai subjek/pengusaha, antara lain:
a)
pengetahuan yang dimiliki,
b)
pengalaman dari individu itu sendiri,
c)
pengalaman saat ia melihat orang lain menyelesaikan masalah,
d)
intuisi yang merupakan pemikiran yang muncul dari individu itu sendiri.
2)
Faktor eksternal
Faktor
eksternal ialah hal - hal yang dihadapi seseorang dan merupakan objek untuk mendapatkan
sebuah inspirasi usaha, antara lain:
a)
masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan,
b)
kesulitan yang dihadapi sehari–hari,
c)
kebutuhan yang belum terpenuhi baik untuk dirinya maupun orang lain,
d)
pemikiran besar untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Untuk
merintis suatu usaha produk kerajinan dengan baik, wirausahawan tentunya harus
melihat prospek usaha jangka pendek, menengah, dan panjang. Selanjutnya, untuk
memulai usaha produk kerajinan, wirausahawan harus mengetahui bagaimana prospek
usaha ini. Setelah mengetahui prospek usaha, barulah dia membuat rencana usaha,
mempersiapkan sarana dan prasarana, serta modal usaha.
b.
Risiko Usaha
Seorang
wirausaha ketika menjalankan dan mengembangkan usaha tentunya akan menghadapi
beberapa risiko yang dapat terjadi. Risiko ini bisa memengaruhi hasil usahanya
apabila tidak diperhitungkan, diantisipasi, dan dipersiapkan penanganannya.
Di
bawah ini akan diuraikan beberapa risiko usaha yang mungkin akan terjadi.
1)
Risiko usaha internal
Risiko
usaha internal adalah risiko yang timbul dari menjalankan usaha dan berdampak
pada kelangsungan usaha itu sendiri. Risiko usaha ini apabila timbul, akan berakibat
buruk bagi usaha yang sedang dijalankan. Risiko bagi usaha biasa disebut dengan
risiko usaha yang berdampak bagi internal usaha.
Resiko
usaha internal di antaranya seperti berikut.
a)
Kehilangan modal apabila piutang tidak terbayarkan oleh konsumen.
b)
Kehilangan karyawan/personil yang handal apabila tidak dapat menangani dengan
baik dalam bidang upah, kesempatan berkarier, fasilitas kerja, wewenang,
tanggung jawab, kebijakan, kesalahpahaman manajeman internal.
c)
Kehilangan kepercayaan konsumen karena tidak mampu memberikan barang yang
sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumen. Kepercayaan konsumen hilang akibat
kesalahan membuat produk pesanan, kesalahan jadwal pengiriman, kesalahan jumlah
penagihan, dan kesalahan pelayanan purnajual. Akibat ditinggalkan oleh konsumen
adalah kesulitan mencari konsumen baru yang baik dan memiliki loyalitas
terhadap produk, merek, dan kualitas.
d)
Kehilangan kepercayaan penyuplai yaitu risiko usaha yang berakibat ditinggalkan
oleh pihak luar perusahaan yang menjadi pemasok kebutuhan perusahaan. Kebutuhan
itu di antaranya persediaan bahan baku, alat kantor, tenaga kerja. Risiko ini
bisa terjadi karena keterlambatan melakukan pembayaran ke pihak penyuplai dan
melanggar ketentuan perjanjian kerja sama. Akibat ditinggalkan oleh penyuplai
adalah kesulitan mencari pemasok yang baik, cepat, jujur, dan sesuai dengan
kualitas perusahaan.
e) Risiko
penghentian Izin usaha, yaitu risiko usaha yang diberikan oleh pemerintah
dengan melakukan pencabutan izin usaha. Pencabutan izin usaha ini dikarenakan
melanggar
ketentuan izin bisnis yang ada di pemerintah, melakukan penipuan dengan
memanipulasi laporan keuangan dengan tujuan supaya tidak membayar pajak ke
pemerintah, merusak lingkungan hidup, menggangu keamanan dan kenyamanan
masyarakat di sekitarnya.
f) Risiko
tidak diterima oleh masyarakat sekitar, yaitu risiko usaha yang terjadi akibat
dari ketidakterimaan masyarakat dengan adanya usaha yang dijalankan. Risiko
usaha ini bisa terjadi karena merusak tatanan masyarakat, menggangu ketenangan
dan keamanan masyarakat, tidak memberikan dampak ekonomis bagi masyarakat
sekitar, dan lain-lain.
2)
Risiko bagi lingkungan usaha yang bersifat eksternal
Risiko
bagi lingkungan usaha yang bersifat eksternal adalah risiko yang timbul dari
menjalankan usaha dan berdampak pada kelangsungan lingkungan luar usaha itu
sendiri. Risiko bagi usaha biasa disebut dengan risiko usaha yang berdampak
bagi eksternal usaha. Risiko usaha eksternal di antaranya sebagai berikut.
a)
Risiko pelestarian lingkungan hidup yaitu risiko usaha yang akan dihadapi oleh wirausahawan
dalam rangka melestarikan lingkungan hidup supaya terjaga lingkungan alam,
ekosistem, dan habitatnya. Risiko ini timbul karena bahan baku dari usaha
tersebut berhubungan
dengan kelestarian lingkungan hidup.
b)
Risiko sosial dan budaya masyarakat, yaitu risiko yang terjadi atas berdirinya
sebuah usaha dan berdampak pada lingkungan sosial dan budaya masyarakat.
c)
Risiko tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu risiko usaha yang timbul sebagai
bentuk kepedulian sosial perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Bentuk kepedulian ini seperti pemberian beasiswa, bantuan pembangunan sarana
dan prasarana umum
(tempat ibadah, pembangkit listrik, pengelolaan sumber air, jalan raya,
irigasi), bantuan dana sosial untuk kegiatan keagamaan, kegiatan budaya lokal
maupun hari nasional.
d)
Risiko pengelolaan limbah, yaitu risiko usaha yang timbul sebagai akibat dari
limbah industri yang dikeluarkan dalam rangka memproduksi sebuah barang atau
jasa. Limbah dari produksi dapat berupa limbah cair dan limbah padat. Limbah
industri yang tidak dikelola dengan baik
akan memberikan akibat pencemaran lingkungan seperti air, udara, dan tanah.
e)
Risiko perekonomian masyarakat dan negara adalah risiko usaha yang terjadi
karena sebuah kesalahan manajemen di internal perusahaan dan menimbulkan dampak
perubahan perekonomian masyarakat dan negara. Akibat dari risiko ini adalah
memburuknya kondisi
perekonomian akan mengakibatkan daya beli masyarakat menurun. Kondisi ekonomi
makro yang buruk akan berpengaruh terhadap volume kegiatan usaha.
f)
Risiko perubahan peraturan dan kebijakan pemerintah yaitu risiko usaha yang
timbul dan berakibat kepada perubahan dan kebijakan pemerintah.
c.
Analisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan Usaha
Faktor-faktor
pendukung keberhasilan usaha adalah sebagai
berikut.
1)
Faktor Manusia
Faktor
manusia merupakan faktor yang utama dalam pencapaian keberhasilan usaha karena
manusia yang mempunyai ide dan rencana usaha, manusia juga yang akan mewujudkannya.
Di sini diperlukan manusia yang beretos kerja tinggi, rajin, optimis, dan
pantang menyerah.
2)
Faktor Keuangan
Faktor
keuangan merupakan faktor penunjang keberhasilan usaha. Faktor tersebut
digunakan untuk modal usaha serta pemenuhan segala pengeluaran untuk
kepentingan operasi produksi seperti pembelian bahan baku, bahan pembantu, gaji
pegawai, promosi, dan biaya distribusi. Dalam hal ini, diperlukan disiplin yang
ketat dalam penggunaan dana sehingga segala kegiatan keuangan harus dicatat dan
dibukukan secara rapi, teliti, dan terus - menerus.
3)
Faktor Organisasi
Dengan
adanya faktor organisasi, sumber daya akan masuk pada suatu pola sehingga
orang-orang akan dapat bekerja dengan efektif dan efisien sesuai dengan bidang
tugasnya masing masing untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan adanya
organisasi, berarti seorang wirausaha dapat:
a)
mempertegas hubungan dengan para karyawan,
b)
menciptakan hubungan antarkaryawan,
c)
mengetahui tugas yang akan dijalankan,
d)
mengetahui kepada siapa karyawan harus bertanggung jawab.
4)
Faktor Perencanaan
Perencanaan
usaha dapat digunakan sebagai alat pengawas dan pengendalian usaha. Oleh karena
itu, perencanaan harus dibuat oleh wirausaha sejak usahanya didirikan, yaitu dimulai
dari:
a)
merencanakan produk apa yang akan dibuat,
b)
memperhitungkan jumlah dana yang diperlukan,
c)
merencanakan jumlah produk yang akan dibuat,
d)
merencanakan tempat pemasaran produk.
5)
Faktor Mengatur Usaha
Dalam
kaitannya dengan kegiatan mengatur usaha, yang perlu dilakukan oleh seorang
wirausaha adalah sebagai berikut :
a)
menyusun uraian tugas pokok untuk menjalankan usahanya,
b)
menyusun struktur organisasi usaha,
c)
memperkirakan tenaga kerja yang dibutuhkan,
d)
menetapkan balas jasa dan insentif,
e)
membuat jadwal usaha,
f)
mengatur mesin-mesin produksi,
g)
mengatur tata laksana usaha,
h)
menata barang-barang,
i)
menata administrasi usaha,
j)
mengawasi usaha dan pengendaliannya.
6)
Faktor Pemasaran
Faktor
pemasaran produk perusahaan dapat ditinjau berikut ini:
a)
daya serap pasar dan prospeknya,
b)
kondisi pemasaran dan prospeknya,
c)
program pemasarannya.
7)
Faktor Administrasi
Untuk
menunjang kelancaran kegiatannya, sebaiknya seorang wirausaha mempunyai catatan
yang rapi mengenai kegiatan dan kejadian yang terjadi setiap harinya. Catatan
tersebut dibuat secara kronologis dan kemudian didokumentasikan.
Langkah-Langkah
Melakukan Wirausaha
Secara
umum langkah-langkah melakukan wirausaha adalah sebagai berikut.
a.
Tahap memulai
Tahap
di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala
sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin
apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’.
Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan.
b.
Tahap melaksanakan usaha
Dalam
tahap ini, seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan
usahanya, mencakup aspekaspek: pembiayaan, sumber daya manusia, kepemilikan,
organisasi,
kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan,
pemasaran, dan melakukan evaluasi.
c.
Tahap mempertahankan usaha
Tahap
di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis
perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang
dihadapi.
d.
Tahap mengembangkan usaha
Tahap
di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan
atau dapat bertahan, perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin
diambil.
0 komentar:
Post a Comment