Wirausaha
di Bidang Pembenihan Ikan Lele
1.
Kebutuhan Pasar di Lingkungan Sekitar
Kegiatan
budidaya ikan saat ini merupakan salah satu usaha ekonomi produktif bagi
masyarakat. Segmen usaha budidaya ikan berdasarkan proses produksinya, dibagi
menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu usaha pembenihan, pendederan, dan pembesaran
ikan. Usaha pembenihan merupakan suatu tahapan kegiatan perikanan yang output-nya
adalah benih ikan. Usaha pembesaran merupakan kegiatan perikanan yang output-nya
adalah ikan berukuran konsumsi. Usaha pendederan merupakan kegiatan perikanan
yang output-nya adalah benih ikan, tetapi ukurannya lebih besar dari output
pembenihan. Komoditas usaha yang dipilih dalam kegiatan budidaya ikan sangat
bergantung pada permintaan pasar, teknis operasional, serta implementasinya.
Permintaan
ikan konsumsi khususnya ikan lele yang makin meningkat membuat peluang usaha
sangat terbuka bagi para pelaku usaha pembesaran ikan lele. Dengan tingkat
konsumsi yang tinggi, antara lain terlihat melalui warung-warung makanan dengan
menu ikan lele, berdampak secara langsung kepada upaya pemenuhan kebutuhan akan
benih ikan lele oleh para pengusaha pembesaran ikan lele. Kondisi ini membuat
para petani pembenihan ikan lele tidak membutuhkan usaha khusus untuk
memasarkan produknya karena lebih banyak pembeli yang datang langsung ke lokasi
pembenihan dibandingkan dengan upaya petani pembenihan ikan yang menawarkan ke
masyarakat (konsumen). Satu siklus usaha pembenihan dengan jangka waktu antara
40- 45 hari dapat menghasilkan benih ikan lele hingga 30.000 – 50.000 ekor
dengan berbagai macam ukuran. Berdasarkan ukurannya, dalam satu siklus
tersebut, sebagian besar ditawarkan/dijual dengan ukuran 5-6 cm.
2.
Menganalisis Peluang Usaha Pembenihan Ikan Konsumsi
Peluang
dalam bahasa inggris adalah opportunity yang berarti kesempatan yang
muncul dari sebuah kejadian atau momen. Jadi, peluang berasal dari kesempatan
yang muncul dan menjadi ilham (ide) bagi seseorang. Adanya peluang usaha
merupakan awal dari dimulainya usaha yang akan dilakukan. Peningkatan jumlah
usaha baik skala kecil, menengah, dan besar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
masyarakat.
Pemetaan
peluang usaha dimaksudkan untuk menemukan peluang dan potensi usaha yang dapat dimanfaatkan,
serta untuk mengetahui besarnya potensi usaha yang tersedia dan berapa lama
usaha dapat bertahan. Ancaman dan peluang selalu menyertai suatu usaha, sehingga
penting untuk melihat dan memantau perubahan lingkungan dan kemampuan adaptasi
dari suatu usaha agar dapat tumbuh dan bertahan dalam persaingan.
Pemetaan
potensi usaha dapat didasarkan pada sector unggulan dari atas daerah. Pemetaan
potensi menjadi sangat penting untuk mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi
daerah. Terdapat beberapa metode dalam melakuan pemetaan potensi usaha, baik
secara kuantitaif maupun kualitatif. Berikut ini merupakan salah satu metode
untuk melakukan pemetaan usaha, yakni analisis SWOT.
Analisis
SWOT adalah suatu kajian terhadap lingkungan internal dan eksternal
wirausaha/perusahaan. Analisis SWOT pada usaha pembenihan ikan didasarkan pada
asumsi bahwa strategi yang efektif adalah dengan memaksimalkan kekuatan (Strengths)
dan peluang (Opportunities), serta meminimalkan kelemahan (Weaknesses)
dan ancaman (Threats). Analisis ini didahului oleh proses identifikasi
faktor eksternal dan internal. Untuk menentukan strategi yang terbaik,
dilakukan pembobotan terhadap tiap unsur SWOT berdasarkan tingkat kepentingan.
Analisis
SWOT digunakan untuk mengetahui langkahlangkah yang perlu dilakukan dalam
pengembangan usaha pembenihan ikan sebagai alat penyususn strategi. Analisis SWOT
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, tetapi
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis SWOT dapat
menentukan strategi pengembangan usaha pembenihan ikan dalam jangka panjang
sehingga arah tujuan
keputusan
secara cepat.
Analisis
SWOT dilakukan dengan mewawancarai pembudidaya pembenihan ikan dengan
menggunakan kuisioner. Hal-hal yang perlu diwawancarai seperti aspek sosial,
ekonomi, dan teknik pembenihan ikan untuk mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal yang memengaruhi keberhasilan usaha pembenihan ikan.
Hasil
studi kasus analisis SWOT untuk usaha pembenihan ikan konsumsi diurutkan
berdasarkan tingkatan nilai tertinggi yang dipilih oleh koresponden
(pembudidaya ikan). Analisis SWOT berupa hasil perhitungan nilai tertimbang
faktor internal dan eksternal, yaitu perhitungan S – W sebagai sumbu horizontal
yang merupakan hasil pengurangan antara kekuatan – kelemahan dari faktor internal
dan perhitungan nilai O – T sebagai sumbu vertikal, yaitu peluang dikurangi
ancaman menghasilkan strategi yang tepat dalam pengembangan usaha pembenihan
ikan.
Data
tersebut dan setelah dilakukan analisis SWOT menunjukkan bahwa usaha pembenihan
ikan memiliki peluang yang lebih besar dibandingkan dengan ancaman. Strategi
yang dapat diterapkan, yaitu sebagai berikut.
a. Memanfaatkan sumberdaya manusia
secara optimal untuk meningkatkan produksi benih ikan untuk memenuhi kebutuhan
pasar.
b. Meningkatkan potensi lahan yang
cukup besar untuk meningkatkan permintaan benih ikan.
3.
Peluang Usaha Berdasarkan Pengamatan Pasar
Sumber
daya perikanan Indonesia dibagi menjadi dua kategori yaitu perikanan tangkap
dan perikanan budidaya. Potensi perikanan di Indonesia masih belum dimanfaatkan
secara optimal, namun produksi budidaya terus mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun. Kenaikan jumlah produksi ikan berpengaruh langsung terhadap kenaikan
konsumsi ikan penduduk Indonesia per kapita per tahun. Tingkat konsumsi ikan
penduduk Indonesia pada tahun 2001 sebesar 9,96 kg/ kapita/tahun meningkat
menjadi 17,01 kg/kapita/tahun pada tahun 2005. Berdasarkan data dari
Kementerian Kelautan dan Perikanan (2013), tingkat konsumsi ikan pada tahun 2010
- 2012 rata-rata mengalami kenaikan hingga 5,44%. Pada tahun 2010, tingkat
konsumsi ikan mencapai 30,48 kg/ kapita/tahun, pada tahun 2011 sebanyak 32,25
kg/kapita/
tahun,
dan pada tahun 2012, tingkat konsumsi ikan mencapai 33,89 kg/kapita/tahun.
Kecenderungan tersebut mendorong berkembangnya usaha-usaha perikanan budidaya,
mulai dari pembenihan, pemeliharaan, pengemasan, dan pemasaran. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kebutuhan benih ikan terus meningkat sehingga dipastikan
usaha pembenihan akan terus berkembang dengan pesat. Alasan lain menyatakan
bahwa sebagian besar pembudidaya ikan menganggap budidaya pembenihan ikan lebih
menguntungkan dibandingkan dengan
budidaya
pembesaran. Salah satu usaha pembenihan ikan yang berkembang di Indonesia
adalah pembenihan ikan lele.
Lele
adalah salah satu jenis ikan yang bergizi tinggi, sehingga mendukung asupan
masyarakat untuk konsumsi ikan yang kaya akan Omega-3. Lele merupakan jenis
ikan yang digemari masyarakat. Walaupun sebelum tahun 1990- an ikan lele belum
begitu popular sebagai makanan lezat, namun beberapa tahun belakangan ini lele
menjadi makanan popular yang merakyat dan menyebar ke mana-mana. Berdasarkan
data Bank Indonesia (2010), produksi benih per hari > 175.000 benih lele
membuktikan bahwa Kabupaten Boyolali menjadi salah satu sentra usaha pembenihan
ikan lele di Indonesia. Namun, jika dikaitkan dengan kebutuhan benih lele di
wilayah ini yang mencapai > 300.000 benih per hari, membuat peluang usaha
pembenihan makin terbuka.
4.
Menciptakan Peluang Usaha Pembenihan Ikan Konsumsi
Ide
Usaha
Faktor-faktor
yang dapat memunculkan ide usaha adalah
sebagai
berikut.
1)
Faktor internal
Faktor
internal menjadi alat untuk menciptakan sebuah inspirasi atas objek yang
dihadapinya dengan kemampuan kreativitasnya. Faktor internal ialah faktor yang
berasal dari dalam diri seseorang sebagai subjek faktor internal antara lain:
a) pengetahuan yang dimiliki,
b) pengalaman dari individu itu sendiri,
c) pengalaman saat ia melihat orang
lain menyelesaikan masalah,
d) intuisi yang merupakan pemikiran
yang muncul dari individu itu sendiri.
2)
Faktor eksternal
Faktor
eksternal ialah hal – hal yang dihadapi seseorang dan merupakan objek untuk
mendapatkan sebuah inspirasi bisnis. faktor eksternal antara lain :
a) masalah yang dihadapi dan belum
terpecahkan,
b) kesulitan yang dihadapi sehari–hari,
c) kebutuhan yang belum terpenuhi baik
untuk dirinya maupun orang lain,
d) pemikiran yang besar untuk menciptakan
sesuatu yang baru.
Untuk
merintis suatu usaha pembenihan ikan dengan baik, tentunya harus melihat
prospek usaha jangka pendek, enengah, dan panjang. Selanjutnya untuk memulai usaha
pembenihan ikan, harus diketahui bagaimana prospek usaha ini. Setelah
mengetahui prospek usaha, barulah membuat rencana usaha, mempersiapkan sarana dan
prasarana, serta modal usaha.
Resiko
Usaha
Tugas
wirausaha di dalam pengambilan risiko adalah sebagai berikut.
1)
Menetapkan kebutuhan pada tingkat permintaan waktu sekarang.
2)
Membeli alat-alat produksi yang cukup untuk memenuhi permintaan konsumen.
3)
Menyewakan alat-alat produksi untuk memenuhi permintaan konsumen.
4)
Mengumpulkan informasi usaha.
5)
Mengurangi resiko usaha.
Unsur-unsur
dalam mengurangi risiko usaha yaitu :
1) Adanya kesadaran dalam kemampuan
mengelola usaha, peluang, dan kekuatan perusahaan.
2) Adanya kerja prestatif, dorongan
berinisiatif dan antusiasme untuk melaksanakan strategi usaha.
3) Adanya kemampuan merencanakan
strategi untuk mewujudkan perubahan di dalam lingkungan usahanya.
4) Adanya kreativitas dan inovasi
dalam menerapkan cara mengolah keadaan usaha demi keuntungan.
Pada
kegiatan budidaya pembenihan, benih ikan akan mengalami laju pertumbuhan yang
cepat. Untuk mencapai pertumbuhan yang maksimal, ikan memerlukan asupan nutrisi
yang cukup dengan komposisi lengkap, terutama kebutuhan protein yang diperlukan
untuk pertumbuhan. Pakan yang berkualitas diperlukan untuk memaksimalkan pertumbuhan.
Pakan yang diberikan pada usaha pembenihan membutuhkan biaya yang lebih tinggi
dari usaha pembesaran. Hal ini memberikan konsekuensi pada tingginya biaya
produksi pada usaha pembenihan ikan.
Pada
usia benih, ikan memiliki kondisi tubuh yang lemah gerakannya, lambat, dan
belum memiliki kemampuan perlindungan diri dari serangan hama dan penyakit.
Usaha pembenihan menjanjikan keuntungan yang besar, tetapi mempunyai risiko
yang tinggi. Risiko ini bisa muncul apabila pembenih tidak bisa menekan tingkat
mortalitas. Tingkat mortalitas yang tinggi umumnya terjadi akibat kecerobohan
pembudidaya, terutama lemahnya upaya pengendalian terhadap hama dan penyakit
serta pemangsa benih (predator).
Analisis
Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan Wirausaha
Keberhasilan
seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya dapat diidentifikasikan sebagai
berikut.
1) Keyakinan yang kuat dalam berusaha
2) Sikap mental yang positif dalam
berusaha
3) Percaya diri dan keyakinan terhadap
diri sendiri
4) Tingkah laku yang dapat dipertanggungjawabkan
5) Inovatif dan kreatif
6) Keunggulan dalam menjalankan usaha
7) Sasaran yang tepat dan menantang
dalam berusaha
8) Pengelolaan waktu yang efektif dan
efisien
9) Pengembangan diri
10) Selalu mengadakan evaluasi atas
usaha yang Dijalankan
Dalam
melakukan usaha ada dua kemungkinan yaitu kegagalan dan keberhasilan. Setiap
orang pada umumnya tidak mau menerima kegagalan. Hanya sedikit orang yang mau
memahami bahwa sesungguhnya kegagalan itu hanya sementara saja karena kegagalan
merupakan awal dari keberhasilan. Jika seseorang mempunyai mental dan pribadi
wirausaha, dia tidak akan putus asa jika mengalami kegagalan. Ia akan berusaha
bangkit lagi sampai ia berhasil memperoleh apa yang menjadi harapannya.
Biasanya setelah mengalami kegagalan sekali, ia gunakan pengalaman dan tidak
akan mengulangi kegagalan serupa. Adapun hal-hal yang
dapat
menyebabkan kegagalan usaha adalah sebagai berikut.
1) Tidak ada tujuan tertentu dalam
usaha
2) Kurang berambisi
3) Tidak disiplin
4) Pendidikan yang tidak cukup
5) Sikap selalu menunda-nunda
6) Kesehatan terganggu
7) Kurang tekun
8) Kepribadian yang negatif
9) Tidak jujur
10) Tidak dapat bekerja sama dengan
orang lain
Keberhasilan
dan kegagalan wirausaha budidaya pembenihan ikan sangat dipengaruhi oleh
kualitas SDM serta pengetahuan usaha yang ditekuni. Budidaya/ pembenihan ikan
sebenarnya mudah dilakukan seperti ikan lele, nila, bawal, dan lainnya. Namun,
kurangnya pengalaman dan informasi mengenai teknik budidaya pembenihan dapat
menjadi penyebab kegagalan usaha. Secara umum, hanya dua (2) faktor yang
menentukan keberhasilan usaha budidaya/pembenihan ikan, yaitu secara teknis
mampu mengendalikan kualitas air kolam dan paham mengenai karakterisktik ikan
yang akan dibudidayakan (pakan, kolam, cara perawatan, dan lainlain). Jika hal
tersebut sudah diketahui maka tidak perlu khawatir terjadi kegagalan bisnis.
0 komentar:
Post a Comment