Organisasi
Muhammadiyah Pada Masa Pergerakan Nasional
Muhammadiyah merupakan organisasi Islam modern yang
berdiri di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1918 dan didirikan oleh tokoh
agama K.H Ahmad Dahlan. Pada awalnya, K.H Ahmad Dahlan masuk dalam
organisasi Budi Utomo dengan harapan dapat memberikan pemikiran Islam
pembaharuan kepada anggota organisasi tersebut, namun cara tersebut kurang
efektif sehingga ia mendirikan organisasi Muhammadiyah. Muhammadiyah
mencurah-kan kegiatannya pada usaha-usaha pendidikan serta kesejahteraan. Dalam
program dakwahnya berusaha menghapus bentuk-bentuk pemikiran dan pelak-sanaan
Islam yang dihubungkan dengan hal-hal mistik atau takhayul. Ide pembaharuan K.H
Ahmad Dahlan dipengaruhi gerakan pembaharuan di Arab saat ia menuntut ilmu
agama di sana.
Faktor lain yang mendorong berdirinya Muhammadiyah adalah
tertinggal-nya pendidikan yang dapat menyeimbangkan antara ilmu agama dengan
ilmu umum. Pendidikan agama secara tradisional memfokuskan pada pendidikan di
pondok pesantren yang hanya mempelajari ilmu agama sehingga berdampak pada tertinggalnya masyarakat kepada ilmu-ilmu
umum. Muhammadiyah berusaha mengembangkan kedua ilmu tersebut sehingga
pendidikan umum di Indonesia juga tidak tertinggal dibanding sistem pendidikan
Belanda di Indonesia.
Muhammadiyah juga sering mengkritik kebiasaan-kebiasaan
dalam adat Jawa yang dicampur dengan ajaran Islam namun menyimpang dari ajaran
Islam. Hal ini menyebabkan Muhammadiyah
sering mengalami konflik dengan komunitas agama Islam di Jawa.
Muhammadiyah berusaha menjaga jarak dengan urusan politik praktis namun tidak
menentang politik. Hal ini dibuktikan para
anggotanya dengan leluasa diijinkan masuk dalam organisasi politik.
Dengan jumlah anggota yang terus meningkat, organisasi
itu berhasil mendirikan berbagai usaha seperti rumah sakit, panti asuhan,
sekolahan dan lain-lain yang sampai sekarang masih tetap eksis. Untuk
kepentingan tersebut didirikanlah rumah sakit dengan diawali dibangunnya PKU
(Pertolongan Kesengsaraan Umum) pada tahun 1923. PKU kemudian berubah menjadi
Pembina Kesejahteraan Umat. Muhammadiyah juga mengembangkan per-kumpulan
kepanduan (pramuka) yaitu Hisbul Wathon atau HW. Selanjutnya dikembangkan pula
organisasi otonom Muhammadiyah sebagai penunjang dari organisasi tersebut
seperti Pemuda Muhammadiyah, Aisyiah, dan Nasyiatul Aisyiah.
0 komentar:
Post a Comment